Beranda | Artikel
Serial Fiqih Pendidikan Anak No 129: ORTU BERMASALAH, PENDIDIKAN ANAK SUSAH
Rabu, 12 Oktober 2022

Serial Fiqih Pendidikan Anak – No: 129
ORTU BERMASALAH, PENDIDIKAN ANAK SUSAH

 

Saat anak nakal dan sulit diatur, tidak sedikit orang tua yang berusaha mencari kambing hitam. Teman, lingkungan, sekolah dan lain sebagainya. Padahal yang paling bertanggungjawab atas segala perubahan anak adalah orang tua. Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam mengingatkan,

مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِه

“Setiap bayi lahir dalam keadaan fitrah. Orang tuanya lah yang akan menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi”. HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Banyak permasalahan anak justru penyebabnya adalah dari orang tua anak itu sendiri.

Ada orang tua yang terlalu keras pada anak. Sehingga anak menjadi keras dan memberontak. Menerapkan pendidikan disiplin pada anak, tidaklah sama dengan sikap otoriter pada anak.

Tapi ada juga yang terlalu memanjakan, sehingga anak menyepelekan orang tuanya. Lembut kepada anak itu wajib. Tapi lembek tidak boleh. Menuruti apapun yang diminta anak itu sikap lembek.

Sebagian orang tua juga kurang peduli, atau terlalu sibuk dengan urusannya. Sehingga anak merasa tidak diperhatikan. Pagi buta saat anaknya masih tertidur, mereka telah berangkat meninggalkan rumah. Setelah larut malam mereka baru tiba di rumah. Para orang tua ini jauh lebih sering bertemu dengan rekan kerjanya, ketimbang dengan anaknya sendiri.

Ada juga yang hubungan kedua orang tuanya kurang harmonis, bahkan hingga berpisah. Sehingga anak pun menjadi korban.

Dari sini kita bisa memahami betapa vitalnya peran orang tua dalam pendidikan anak. Mereka tidak boleh menumpukan semua beban pendidikan anak pada sekolah saja. Melainkan mereka juga harus terlibat aktif di dalamnya.

Tugas Orang Tua

Di dunia ini, satu-satunya pekerjaan paling menantang dan tidak dibayar, bahkan jarang mendapatkan penghargaan, adalah menjadi orang tua.

Tugas orang tua tidak berhenti setelah menyediakan sandang, pangan dan papan. Justru anak-anak membutuhkan kehadiran orang tua seutuhnya, lahir dan batin. Mereka dituntut 24 jam sehari dalam seminggu untuk menjadi pencari nafkah, guru, juru masak, baby siter, juru damai, perawat, motivator, bodyguard, dan profesi-profesi lainnya.

Kalaupun di dunia orang tua tidak menerima imbalan apa pun, di akhirat beda cerita. Anak salih akan menjadi sebuah investasi yang sangat berharga. Dengan doa-doa tulusnya, bisa mengangkat derajat orang tua di surga, insyaAllah.

Sekolah Orang Tua

Menjadi orang tua memang tidak ada sekolah formalnya. Padahal, menjadi orang tua ibarat mengarungi samudra yang sangat luas. Betapa tidak, mulai dari proses kehamilan, melahirkan dan tumbuh kembang anak, orang tua terlibat langsung. Kompleksnya permasalahan menjadi orang tua, ternyata tidak diimbangi dengan banyaknya ilmu pengetahuan yang dimiliki orang tua.

Maka, para orang tua berkewajiban untuk terus belajar. Baik dengan menghadiri kajian atau pelatihan tentang pendidikan anak. Serta membaca buku-buku bermutu bertemakan hal tersebut.

Setelah itu, bertahaplah untuk menerapkan ilmu yang didapatkan secara konsisten.

Bila menghadapi kendala, jangan segan untuk berkonsultasi dengan para ahli di bidangnya.

Berbagai upaya pendidikan yang dilakukan adakalanya belum membuahkan hasil yang diharapkan. Karena itu jangan lelah menengadahkan tangan seraya memanjatkan doa ke hadirat Allah Yang membolak-balikkan hati anak-anak kita. Kepada-Nya lah kita menggantungkan segala harapan.

@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 11 Rajab 1440 / 18 Maret 2019


Artikel asli: https://tunasilmu.com/serial-fiqih-pendidikan-anak-no-129-ortu-bermasalah-pendidikan-anak-susah/